Tuesday, 31 March 2015

Apa itu Malware, Virus, Trojan, Rootkits, dan Backdoor?

Beberapa dari kita mungkin lebih akrab dengan istilah virus daripada malware, trojan, dan lainnya. Tetapi pada hakikatnya virus, trojan, rootkits, worm dan backdoor merupakan bagian dari malware. Malware adalah singkatan dari Malicious Software atau jika diartikan ke Bahasa Indonesia menjadi Program Jahat yang Berbahaya. Hanya saja karena dampak kerusakan virus yang lebih nyata terasa (seperti rusaknya file-file, komputer menjadi lambat, sistem crash, dsb) maka pengguna komputer lebih akrab dengan sebutan virus daripada malware, atau antivirus daripada antimalware. Malware merupakan program yang didesain untuk mengganggu kinerja komputer, mengambil data-data pribadi, ataupun untuk mendapatkan akses dan kontrol terhadap komputer yang diinfeksi.


Malware biasanya tersembunyi, dengan tujuan untuk mengganggu kerja komputer, mencuri informasi , memata-matai penggunaan komputer, ataupun menyabotase komputer yang dituju. Malware ,termasuk virus, worm, trojan, dan lainnya bisa disamarkan dalam bentuk program yang tidak berbahaya. Sering dalam bentuk file executable (.exe), scripts, dan lain-lain.

Sejarah Malware

Sebelum internet digunakan secara luas, malware menyebar dengan menginfeksi boot sector sebuah floppy disk (atau dulu biasa kita sebut disket). Malware akan menuliskan kode-kode tertentu dalam sebuah disket sehingga virus dapat aktif ketika program dijalankan atau disket dimasukkan ke komputer. Virus awalnya didesain untuk Apple II dan Macintosh, kemudian berkembang ke IBM dan MS DOS.

Worm pertama diketahui pada tahun 1988, dan mulai menginfeksi komputer yang memiliki jaringan internet yang lebih luas. Tidak seperti virus yang memasukkan dirinya ke sebuah program, worm menginfeksi program server pada sebuah jaringan dan mulai aktif sebagai bagian yang terpisah dari program-program lain. Dewasa ini worm masih bekerja dengan cara yang sama seperti dulu : worm akan memeriksa jaringan dan menemukan komputer yang mudah diinfeksi untuk mengaktifkan dan mereplikasi diri. Worm tidak membutuhkan pengguna komputer untuk mengaktifkannya sehingga bisa menyebar luas di jaringan komputer maupun internet.

Melejitnya nama Microsoft Windows di era 90an dengan sifatnya yang sangat fleksibel dalam bahasa pemrograman menjadikan malware sangat mudah untuk menuliskan kode-kode berbahayanya sehingga dapat lebih leluasa menginfeksi komputer. Tidak hanya program, virus juga mudah menginfeksi dokumen-dokumen word, gambar, dan file-file aplikasi lainnya.

Tujuan Malware

Awalnya malware hanya digunakan untuk gurauan, saling menjahili antara sesama pengguna komputer. Selain itu malware juga digunakan untuk kepentingan penelitian dalam membuat sebuah software atau sistem operasi. Namun sekarang malware lebih ditujukan untuk mencuri data komputer dan tindak kriminal lainnya.
Malware tidak hanya digunakan oleh black hat hacker (hacker jahat), malware juga bahkan digunakan oleh pemerintah atau perusahaan legal untuk mencuri dan menganalis data pribadi, keuangan, serta informasi bisnis. Malware semacam ini didesain untuk mengamati perilaku pengguna ketika berseluncur di internet, menampilkan iklan yang menggangu, atau mengarahkan pada website perusahaan tertentu untuk kepentingan marketing. Malware yang satu ini disebut spyware.

Seiring pesatnya perkembangan internet, virus dan worm dapat menginfeksi komputer tanpa tujuan untuk merusaknya namun si pembuat virus tetap memperoleh keuntungan dari komputer yang teinfeksi. Komputer akan menjadi seperti zombie, dirancang untuk mengirim email spam pada waktu-waktu tertentu sehingga pembuat virus dapat melancarkan serangan DDOS – Distributed Denial of Service, yaitu mengiirmkan spam ke server tertentu dengan memanfaatkan komputer-komputer zombie hingga server yang dituju menjadi overload dan crash. Atau komputer yang terinfeksi juga bisa menjadi host untuk situs-situs melanggar hukum, seperti website pornografi anak.


Ransomware menginfeksi komputer kemudian merusak atau mengenksripsi data-data penting tertentu dengan tujuan  keamanan. Namun data tidak bisa digunakan lagi setelah dienkripsi, dan dapat didekripsi atau dikembalikan ke keadaan semula setelah pengguna membayar sejumlah uang. Sebuah pemerasan dengan kedok keamanan data.

Malware biasanya digunakan untuk kepentingan yang bersifat kriminal, bahkan tanpa ada keuntungan langsung untuk si pembuatnya. Seperti yang terjadi pada Sony Pictures Entertaintment pada tanggal 25 November 2014, malware sengaja disebar dan mematikan jaringan komputer, menghapus file-file secara masif, kemudian merusak master boot records. Malware yang digunakan dikenal dengan nama Shamoon atau W32.Disttrack.

Virus

Virus adalah sebuah program yang biasanya tersembunyi dalam program tidak berbahaya. Virus kemudian aktif setelah program dijalankan dan mulai mereplika diri serta mulai merusak maupun mencuri data-data.

Trojan


Agar malware dapat berjalan dengan aman tanpa terdeteksi, maka program tersebut harus tersamar sebagai program normal maupun program yang memang diinginkan pengguna. Sehingga tanpa sadar pengguna akan menginstall malware tersebut. Teknik malware yang seperti ini disebut trojan, diambil dari cerita perang Troy yang digunakan pasukan Yunani untuk bisa masuk ke dalam benteng Troya.

Rootkits

Setelah malware masuk ke dalam sistem, program tersebut harus tetap tersamar agar tidak bisa dideteksi dan diberhentikan. Malware jenis rootkit menerapkan teknik penyamaran ini, dengan memodifikasai sistem operasi komputer terinfeksi sehingga bisa tetap tersembunyi dari pengguna.

Backdoor

Metode backdoor adalah dengan melewati prosedur otentifikasi standar dalam komputer berjaringan kemudian memasang pintu belakang (backdoor) supaya di waktu berikutnya malware bisa masuk lagi ke sistem dengan mudah.

Mencegah dan Melawan Virus

·         Isolasi Komputer
Cara ini dilakukan dengan meniadakan jaringan yang terhubung dengan komputer. Baik lokal maupun internet. Selain itu juga dengan membatasi pengguna yang bisa mengakses komputer. Kelemahannya adalah komputer akan kehilangan efektifitas kerja dan penggunaannya yang sangat terbatas. Cara ini juga tidak sepenuhnya terlepas dari resiko terinfeksi malware karena malware dapat masih dapat menyamarkan diri di dalam CD/DVD, USB Flashdisk maupun media penyimpanan dan media booting lainnya.
·         Antimalware
Antimalware merupakan software untuk mendeteksi, mematikan, ataupun menhapus malware yang sudah menjangkit di sebuah sistem. Kebanyakan dari kita sudah mengenalnya dengan sebutan antivirus. Antimalware bekerja dengan scanning pada sistem, termasuk real-time scanner. Misalnya ketika komputer ingin membuka suatu file, on-access scanner pada antimalware akan memeriksa apakah file tersebut aman kemudian memberi tahu pengguna komputer. Jika memang berbahaya antimalware bisa langsung menghapusnya namun jika tidak maka file akan diijinkan untuk diakses oleh sistem.
Antimalware mendeteksi program berbahaya dan mencurigakan bedasarkan database jenis dan perilaku malware. Database ini tersimpan di program antimalware tersebut, dan merupakan hal yang paling penting untuk diupdate secara berkala karena malware selalu berkembang dan berevolusi sehingga membutuhkan antimalware yang terupdate.

Kesimpulan

Malware merupakan resiko yang tidak bisa dihindari oleh setiap pengguna komputer. Apalagi bagi windows user yang dengan fleksibilitas dan kemudahannya malah menjadikan malware lebih leluasa dalam menginfeksi sistem operasi windows. Saya sendiri tidak yakin jika komputer anda termasuk saya ini terbebas dari malware. Bisa jadi malware sudah bersarang di komputer kita hanya saja kerusakanya tidak terlihat sehingga kita belum menyadari keberadaan malware tersebut. Boleh jadi salah satu situs jual-beli yang populer tengah mengamati kebiasaan kita dalam browsing, dan diam-diam menawarkan kita barang dagangannya sesuai kebiasaan kita dalam menggunakan komputer. Misalnya saja, anda penghobi motor klasik dan sering browsing motor-motor klasik. Tiba-tiba saja muncul halaman web yang menawarkan iklan motor klasik bagus dengan harga murah dan iming-iming lainnya. Nah, kemungkinan anda memang sedang diamati menggunakan spyware. Atau jika tanpa kita sadari ternyata komputer kita ikut mengirim email spam ke negara tertentu di Timur Tengah, sebagai serangan DDOS yang bertujuan untuk menghancurkan website resmi pemerintah disana. Komputer kita ternyata telah menjadi korban dari aksi protes hacker yang menentang perang di Timur Tengah. Wah bisa siap-siap dijemput CIA dong.

Kita memang tidak bisa sepenuhnya terbebas dari malware karena setiap dari kita butuh terkoneksi dengan internet agar tidak ketinggalan informasi. Namun kita juga harus bijak dalam menggunakan komputer. Jangan mudah terpancing untuk menginstall program-program yang tidak kita butuhkan, jangan menggunakan crack demi mendapatkan program gratis, sering-sering update antivirus, dan hal-hal lainnya yang dapat mencegah program-program asing masuk ke komputer kita. Bijaklah dalam menggunakan komputer, karena sebijak apapun anda masih saja bisa terkena serangan malware. Apalagi jika anda semau-mau saja menggunakan komputer dan internet.


Referensi : http://en.wikipedia.org/wiki/Malware#

No comments :

Post a Comment